Penyebaran penyakit malaria oleh nyamuk Anopheles betina, dapat disebarkan melalui daerah-daerah yang tergenang air dan lembab seperti rawa dan hutan. Di wilayah kabupaten Penajam Paser Utara, penularan penyakit ini berasal dari hutan sekitarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara dr. Jansje Grace Makisurat menyebutkan bahwa 80% kasus malaria di wilayah perbatasan dan dibawa oleh para penebang kayu illegal.
“Sumber utama penularan malaria di wilayah Penajam Paser Utara ini berada di segitiga perbatasan. Jadi kalau di laut itu ada segitiga bermuda, disini ada segitiga perbatasan yang terdiri dari Kutai Barat, Penajam Paser Utara dan kabupaten Paser. Sumber penularan utama ini berada di wilayah kabupaten Paser dan sebagian di wilayah Kutai Barat. Yang mana dari wilayah inti pemerintah itu berjarak sekitar 100km,” jelasnya.
dr. Jansje menambahkan, di tahun 2024 kasus malaria di wilayah Kalimantan mengalami penurunan, walaupun jumlah penduduk di wilayah IKN terus bertambah secara signifikan
“Pada tahun 2024, terdapat 232 kasus malaria dan akan kami upayakan SPR tahun 2024 untuk kurang dari 5% dengan berbagai kegiatan skrining di berbagai segmen kerja di IKN, termasuk pekerja BPDAS yaitu mereka yang melakukan reboisasi di daerah IKN, kemudian para pekerja PT. IHM, dimana sebelum ada IKN, wilayah IKN dan wilayah sekitarnya merupakan wilayah kerja perusahaan mereka,” tambahnya.
Pemerintah sudah melakukan upaya penanggulangan malaria di wilayah IKN dengan kegiatan pemberian obat anti malaria pada masyarakat sekitar, serta melakukan pemberian obat anti malaria pada kelompok pekerja hutan/MMP yang ditargetkan pada populasi khusus seperti perambah hutan dan komunitas adat terpencil.
“Di IKN sendiri memang ada kasus pekerja yang terkena malaria, tapi itu kasus import. Biasanya yang terkena malaria itu pendatang, ada dari Papua, Sulawesi atau NTT. Dan itu kasus import bukan indigenous, jadi penularannya bukan terjadi di IKN. Jadi kasusnya relapse saja, hanya kumat-kumat saja, jadi sebelum datang ke IKN mereka sudah punya riwayat menderita malaria sebelumnya,” tutup dr. Jansje.