IKNPOS.ID– Desainer Istana Garuda IKN, Nyoman Nuarta, saat ini tengah menyelesaikan proyek baru ibu kota baru. Proyek itu adalah Memorial Park IKN.
Nyoman diminta Presiden Jokowi melalui Kementerian PUPR untuk merancang dan menciptakan ikon baru di sana.
Dari beberapa sketsa yang diajukan, terpilihlah sepasang sayap yang sedang mengepak sebagai simbol pelindung Nusantara.
Bentuk desain burung garuda yang sedang mengepakkan sayap karya dari Nyoman Nuarta pun disetujui Presiden Joko Widodo.
Desain dengan nama Istana Garuda merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Nyoman mengungkapkan makna dari rancangannya tersebut. Menurut Nyoman, Istana Garuda dirancang sebagai “sesosok rumah” yang berasosiasi pada burung Garuda.
“Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi.”
“Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia. Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nyoman.
Menukil Kemenparekraf, Nyoman menjelaskan, burung Garuda menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia dengan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan perbedaan kepercayaan dan agama. Garuda merupakan simbol persatuan.
Apalagi garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.
“Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama. Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar,” ujar Nuarta.
Secara konsep dan bentuk, Nyoman mengklaim bahwa Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni.
Sedangkan secara teknologis, Istana Garuda akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan.
“Sosok burung yang berasosiasi pada garuda dalam Istana Garuda akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galyalum dan kaca. Tembaga dan kuningan selanjutnya akan mengalami proses oksidasi, sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca yang matang,” ucap Nuarta.
Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara
Istana Kepresidenan dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Rencananya, Istana Kepresidenan dibangun di atas lahan 100 hektare. Luas area bangunan hanya 8%, sedangkan sisanya 92% akan ditata menjadi ruang terbuka hijau.
Istana Kepresidenan akan terdiri dari beberapa bangunan, antara lain:
Lapangan Upacara
Bangunan Istana
Bangunan Kantor Presiden
Bangunan Kantor Sekretariat Presiden
Bangunan Kantor Staf Khusus
Bangunan Paviliun Presiden
Bangunan Wisma Negara
Bangunan Mess Paspampres
Bangunan Masjid
Bangunan Museum/ Edukasi
Bangunan-bangunan Pendukung
Bangunan Check Point
Botanical Garden
Khusus untuk Bangunan Kantor Presiden (Istana Garuda), luas site terbangun rencananya akan seluas 3,5 Ha dengan ketinggian 4 lantai. Bangunan Kantor Presiden ditempatkan pada posisi tertinggi dari keseluruhan kawasan.
“Jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Bangunan Kantor Presiden dengan arsitektur yang berasosiasi pada Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru untuk seluruh kawasan yang tidak hanya menjadi tempat presiden berkantor dan beraktivitas sehari-hari, tapi menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata Indonesia,” tutur Nuarta.