Dari hasil survei di 2 lokasi tersebut, Bandara APT Pranoto Samarinda diputuskan sebagai lokasi uji coba terbang terbang. Keputusan tersebut keluar pada Maret 2024 lalu.
Selanjutnya dibentuk kelompok kerja bersama atau working group untuk memastikan tahapan berikutnya berjalan lancar. Working group ini merupakan hasil dari pertemuan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Hyundai Motors Group pada 22 Maret 2024.
“PTDI dilibatkan karena OIKN ingin ada transfer teknologi. Hal ini mengingat kemampuan PTDI yang telah dapat memproduksi pesawat. Ini bertujuan agar ke depannya kita dapat turut memproduksi moda transportasi hingga ke level autonomous sky taxy,” imbuh Ali.
Pada tanggal 4 April 2024, juga sudah digelar pertemuan antara Kemenkominfo untuk menentukan frekuensi. Setelah itu, OIKN menyampaikan surat Hyundai Motors Group kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU) Kementerian Perhubungan.
Ini terkait permohonan penggunaan fasilitas Bandara APT Pranoto Samarinda. “Untuk proses sertifikasi ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan,” tukasnya.
Direncanakan, perangkat pesawat dan mockup untuk showcase akan tiba di Indonesia pada rentang pekan keempat Mei hingga pekan pertama Juni 2024. “Selanjutnya uji coba akan dilakukan pada pekan kedua Juli 2024 di Bandara APT Pranoto Samarinda,” terang Ali.
Rencananya, taksi terbang tersebut akan dioperasikan di IKN pada 2030 mendatang. “Momentum pembangunan IKN tidak hanya mengerjakan pembangunan fisik (hardware). Tetapi juga dari sisi teknologi (software), dan kapasitas SDM-nya,” pungkas Ali.