IKNPOS.ID – Pemerintah berupaya keras untuk menekan angka stunting. Ibu Kota Nusantara (IKN) digadang-gadang untuk dijadikan percontohan tidak melahirkan stunting baru.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) wajib menjadi perhatian utama pemerintah. BKKBN siap mendukung IKN dengan data keluarga by name by address yang ada di kawasan IKN. Data tersebut terdiri secara rinci. Termasuk status risiko stunting.
“Saya sudah sampaikan kepada pemerintah daerah setempat, caranya tidak sulit. Ketika penduduk jumlahnya 200 ribu. Itu setiap 1000 penduduk yang ada di sekitar IKN hanya akan melahirkan sekitar 16 orang setiap tahunnya. Kalau 200 ribu tugasnya mencegah kelahiran stunting pada 3200 orang. Sehingga bisa zero stunting,” ujar Kepala BKKBN, dokter Hasto, baru-baru ini.
Mengutip arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai data sasaran intervensi yang harus benar-benar detail, dokter Hasto mengatakan BKKBN siap mendukung IKN dengan data keluarga by name by address yang ada di kawasan IKN. Data tersebut terdiri secara rinci, termasuk status risiko stuntingnya.
“Kami punya Tim Pendamping Keluarga di sekitar IKN. Merekalah yang setiap hari mencatat siapa yang menikah, hamil, dan melahirkan. Kalau per tahun ada 3200 ibu hamil, maka bisa dikira-kira sebulan ada 250 ibu hamil, per harinya tidak sampai 10 yang melahirkan di IKN,” paparnya.
Dokter Hasto menyebut risiko keluarga berisiko stunting berikutnya adalah calon pengantin. Sekitar 80 persen yang menikah hamil di tahun pertama.
Menurutnya, penting untuk setiap calon pengantin agar diskrining sebelum menikah, wajib diperiksa status kesehatannya. Sehingga profil kesehatan di wilayah IKN bisa direkayasa.
“Dalam arti rekayasa positif, by design, bisa kita siapkan. Dengan catatan ada aturan yang ketat, mau nikah harus periksa dan menunjukan sertifikat kalau sudah diperiksa,” urainya.
Ia berharap BKKBN dan Otorita IKN dapat bersama-sama membangun kualitas SDM di wilayah IKN. “Kami optimis bersama jajaran untuk mempersiapkan keluarga berkualitas, masyarakat di IKN sebagai pilot project,” pungkasnya.