Sejauh ini, Lapangan Prabumulih menyuplai kebutuhan minyak mentah untuk Kilang Plaju dan gas rumah tangga maupun industri di Sumatera Selatan. Aliran gas dari Lapangan Prabumulih mampu memenuhi kebutuhan pabrik pupuk hingga pasokan untuk kebutuhan cadangan gas Pulau Jawa.
Sementara itu, Refinery Unit (RU) III Plaju merupakan kilang minyak tertua di Indonesia dan memiliki kapasitas mencapai 120 MBSD, atau sekitar 12% dari total kapasitas kilang Pertamina. Dengan jumlah pekerja hampir 1.000 orang, kilang tersebut memproduksi solar dan biosolar, pertalite hingga avtur. Selain itu, kilang Plaju juga memproduksi material lain yakni Nafta dan minyak gas vakum berat (Heavy Vacuum Gas Oil/HVGO).
Kilang Plaju dalam operasionalnya terus memastikan pemantauan emisi dilakukan secara ketat sesuai regulasi. Saat ini, Kilang Plaju mengoperasikan titik pemantauan otomatis melalui Continuous Emission Monitoring System (CEMS) dan melakukan pemantauan manual pada titik-titik emisi yang menjadi kewajiban kilang.
Seluruh kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Muhammad Baron di tempat terpisah menegaskan, Perseroan terus berkomitmen untuk meningkatkan penerapan aspek keamanan di semua fasilitas Pertamina.
“Pertamina terus memastikan aspek keselamatan bagi seluruh fasilitas Pertamina termasuk fasilitas produksi migas serta infrastruktur layanan energi untuk masyarakat. Komitmen tersebut sejalan dengan langkah transformasi Pertamina,” jelas Baron.
Kunjungan juga dilaksanakan ke Pusat Pelatihan (Training Center/TC) Sungai Gerong. TC Sungai Gerong memiliki fasilitas lengkap untuk pelatihan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) yang telah berjalan sejak tahun lalu.
Pertamina terus berupaya meningkatkan keandalan operasional, termasuk aspek keselamatan kerja. Tinjauan kerja menjadi salah satu langkah monitor dan pengawasan terhadap kehandalan tersebut.



