IKNPOS.ID – Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama enam hari, 5-10 November 2025. Ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dini menghadapi puncak musim hujan.
Peringatan Dini Curah Hujan Ekstrem Memicu Aksi Cepat
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta secara resmi mengumumkan rencana pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang akan digelar selama enam hari penuh, terhitung mulai 5 hingga 10 November 2025.
Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap prediksi cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyatakan bahwa keputusan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi, khususnya potensi banjir dan banjir rob (pasang air laut) yang diperkirakan mencapai puncaknya pada periode November 2025 hingga Februari 2026.
“Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi akan terjadi mulai awal bulan November. Limpasan dari wilayah hulu (Bogor, Depok, Puncak) diperkirakan meningkat signifikan,” jelas Gubernur Pramono saat memimpin apel siaga banjir di Jakarta, Selasa 4 November 2025.
Tiga Ancaman Serentak: Lokal, Kiriman, dan Rob
Modifikasi cuaca menjadi langkah preventif yang diutamakan mengingat Jakarta dihadapkan pada tiga ancaman banjir yang berpotensi terjadi secara bersamaan:
Banjir Lokal: Disebabkan curah hujan tinggi di dalam kota.
Banjir Kiriman: Limpasan air dari wilayah hulu (Jawa Barat).
Banjir Rob: Fenomena pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama dan perige, yang diprediksi mengenai kawasan pesisir utara Jakarta antara tanggal 6 hingga 8 November 2025.
OMC yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan instansi terkait berfungsi untuk mengelola curah hujan. Tujuannya adalah mempercepat turunnya hujan sebelum awan memasuki wilayah Ibu Kota, mengarahkannya agar jatuh di wilayah perairan atau laut.
Persiapan Infrastruktur Maksimal dan Anggaran Siaga



