Kini, Awicho mempekerjakan lima karyawan tetap dan memproduksi berbagai varian olahan cokelat dan tempe seperti cokelat tempe, brownies kering tempe, serta keripik tempe cokelat dengan harga Rp5.000 hingga Rp25.000 per kemasan.
Ida juga memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk ikut dalam proses produksi, agar mereka dapat memiliki penghasilan tambahan. “Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka juga bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri,” tambahnya.
Meskipun sempat terpukul saat pandemi Covid-19 dengan omzet hanya Rp2–3 juta per bulan, Ida mampu bangkit berkat semangat pantang menyerah dan dukungan berkelanjutan dari BNI. Kini, omzet Awicho stabil di kisaran Rp25–30 juta per bulan, bahkan melonjak hingga Rp210 juta saat musim Lebaran.
Kisah Awicho menjadi bukti nyata bahwa semangat kepahlawanan juga hadir dalam dunia usaha. Melalui kolaborasi dan pendampingan yang berkelanjutan, BNI terus mendorong lahirnya pahlawan-pahlawan ekonomi baru yang mampu membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dari akar rumput. Dengan semangat ini, BNI berkomitmen melanjutkan perjuangan para pelaku UMKM di seluruh penjuru negeri, menyalakan api perjuangan baru bagi kemajuan ekonomi bangsa.



