IKNPOS.ID – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memastikan akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap timnas Indonesia pasca kegagalan Garuda menembus Piala Dunia 2026.
Keputusan ini muncul setelah performa timnas yang kurang memuaskan, ditambah desakan kuat dari para suporter yang kecewa dengan kepemimpinan mantan pelatih Patrick Kluivert.
“Saya ingin melakukan evaluasi,” tulis Erick Thohir melalui akun Instagram resmi miliknya, Kamis (17/10/2025). Evaluasi ini diyakini akan menjadi langkah awal untuk menentukan arah pengembangan timnas Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Faktor Pemecatan Patrick Kluivert
PSSI dan Erick Thohir sepakat untuk mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert dan seluruh stafnya. Penyebab utama pemutusan kontrak adalah performa tim yang belum maksimal dan kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026.
Selain itu, tekanan dari suporter semakin meningkat. Mereka menilai kepemimpinan Kluivert tidak mampu membawa skuad Garuda tampil konsisten di ajang internasional.
Tidak butuh waktu lama bagi PSSI untuk mengambil keputusan, mengingat evaluasi segera dibutuhkan menjelang pertandingan FIFA Matchday bulan November mendatang.
Target Timnas Indonesia: Ranking FIFA 100 dan Piala Asia 2027
Dalam evaluasi ini, Erick Thohir menekankan beberapa target penting bagi timnas Indonesia:
-
Membawa timnas masuk ranking 100 besar FIFA.
-
Mempersiapkan skuad untuk Piala Asia 2027.
-
Membangun fondasi untuk Kualifikasi Piala Dunia 2030.
Uniknya, Piala AFF atau ASEAN Cup tidak menjadi prioritas utama. Menurut Erick, fokus utama adalah meningkatkan kualitas timnas secara berkelanjutan dan menyiapkan generasi muda yang tangguh untuk kualifikasi Piala Dunia 2030.
Apresiasi untuk Suporter dan Pemain
Meski menghadapi kegagalan, Erick memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh suporter, pemain, keluarga, dan ofisial yang telah mendukung timnas hingga Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Terima kasih juga untuk seluruh suporter, pemain beserta keluarga dan ofisial yang sudah berjuang dan memberikan dukungan untuk Timnas Indonesia,” tulisnya. Erick menilai perjuangan ini tetap menjadi sejarah penting dalam dunia sepak bola nasional.