IKNPOS.ID – Pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Italia dan Israel yang digelar di Stadio Friuli, Udine, Rabu 15 Oktober 2025 berlangsung dalam suasana yang tidak biasa.
Keamanan di stadion dan seluruh kota diperketat jelang laga Italia vs Israel yang dimulai pukul 01.45 WIB dini hari. Aksi protes pro-Palestina dijadwalkan berlangsung beberapa jam sebelum kickoff dan diperkirakan akan menarik sekitar 10.000 orang.
Sementara jumlah tiket yang terjual untuk pertandingan baru mencapai 9.000 dari kapasitas 25.000 kursi. Lonjakan penjualan tiket terjadi menjelang pertandingan, yang menunjukkan minat publik yang signifikan meski berada di tengah situasi politik yang tegang.
Pertandingan ini terjadi empat hari setelah gencatan senjata efektif dan sehari setelah semua sandera Israel di Gaza serta ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel dibebaskan.
Momen tersebut menjadi peristiwa emosional bagi pemain Israel. Winger Israel, Manor Solomon, menyatakan bahwa mereka “terbiasa dengan situasi ini,” namun tekanan emosional dari berita di rumah tetap memengaruhi fokus para pemain di lapangan.
Italy, yang saat ini berada di posisi kedua grup, berjarak enam poin di belakang pemimpin grup, Norway, dan tiga poin di atas Israel, berusaha memastikan setidaknya satu tempat di playoff dengan kemenangan.
Posisi puncak grup memberikan tiket langsung ke Piala Dunia 2026 di Amerika Utara, sementara posisi kedua akan menempuh jalur playoff. Italy berupaya menghindari kegagalan kualifikasi berturut-turut setelah eliminasi pada 2018 dan 2022.
Sejarah pertemuan antara kedua tim juga menimbulkan ketegangan. Pada pertemuan sebelumnya di Udine, Italy menang tipis 5-4 dalam pertandingan yang disebut sebagai salah satu laga paling kacau oleh pelatih Italy, Gennaro Gattuso.
Aksi protes di kota ini menunjukkan bahwa olahraga dan politik terkadang saling bersinggungan, dengan demonstran menjaga jarak dari stadion sambil tetap mengekspresikan aspirasi mereka.
Wali Kota Udine, Alberto Felice De Toni, bahkan sempat menyerukan penundaan pertandingan, sementara UEFA mempertimbangkan langkah terkait status Israel.