Menariknya, data juga menunjukkan bahwa cadangan total Pi Coin di bursa global justru meningkat — dari 263 juta PI pada Maret 2025, menjadi 409 juta pada Agustus, dan kini telah melampaui 433 juta PI, atau naik sekitar 65% sejak awal tahun.
Peningkatan ini menandakan adanya akumulasi pasokan di bursa, yang bisa menjadi indikasi potensi tekanan jual (selling pressure) di masa mendatang, meskipun sebagian besar investor besar memilih untuk menyimpan aset di luar bursa.
Spekulasi di Kalangan Pioneers
Beberapa anggota komunitas menduga bahwa penundaan penarikan yang dilakukan OKX dan bursa lain seperti Pionex mungkin berkaitan dengan pembaruan teknis atau persiapan integrasi menuju mainnet penuh Pi Network.
“Belum ada alasan resmi, tapi dari pengalaman sebelumnya, hal seperti ini biasanya terjadi menjelang upgrade atau integrasi besar,” ujar salah satu pengguna Pi Network di komunitas X.
Sentimen Pasar dan Tekanan Harga
Meski aktivitas jaringan meningkat, harga Pi Coin belum menunjukkan penguatan berarti. Dalam sepekan terakhir, harga PI justru turun sekitar 1,4%, berlawanan arah dengan kenaikan Bitcoin (BTC) yang sempat menembus Rp2,04 miliar ($126.000) dan reli sebagian besar altcoin lain.
Data dari BeInCrypto Markets (6 Oktober) menunjukkan bahwa harga PI sempat turun 1,03% dalam 24 jam, berada di kisaran $0,259. Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa tekanan jual dan pasokan berlebih (oversupply) masih membayangi pergerakan Pi Network.
Tercatat, sekitar 138,2 juta token PI dijadwalkan terbuka (unlock) sepanjang Oktober 2025. Jika permintaan pasar tidak meningkat, jumlah suplai tambahan ini berpotensi menekan harga lebih lanjut di tengah kinerja altcoin yang masih lemah dalam beberapa minggu terakhir.