PSSI Dihujani Tekanan Publik
Pernyataan tegas STY itu membuat spekulasi soal kembalinya ia ke Indonesia untuk sementara mereda, namun PSSI justru semakin terpojok dalam tekanan publik.
Banyak pihak menilai federasi perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengevaluasi arah baru Timnas Indonesia.
Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi momentum penting bagi PSSI untuk membenahi struktur kepelatihan, strategi jangka panjang, serta pembinaan usia muda.
Apalagi, selama masa kepemimpinan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia dikenal dengan permainan agresif, disiplin, dan progresif yang sempat membuat publik optimistis akan masa depan Garuda.
STY Masih Dikenang: Dari Piala AFF ke Piala Asia
Meskipun sudah tidak melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong masih mendapat tempat istimewa di hati penggemar.
Di bawah arahannya, Indonesia sempat menembus final Piala AFF 2020, tampil di Piala Asia U23 2024, serta melangkah ke babak 16 besar Piala Asia 2024 pencapaian yang belum pernah diraih sebelumnya oleh Garuda.
Kedisiplinan dan karakter kuat yang dibangun STY membuat banyak pemain muda berkembang pesat. Nama-nama seperti Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Ernando Ari menjadi bukti nyata hasil dari fondasi kepelatihan STY.
Langkah Selanjutnya: Siapa Pengganti Patrick Kluivert?
Kini publik menanti langkah PSSI selanjutnya. Apakah akan mencari pelatih baru dari luar negeri, atau memberikan kesempatan kepada pelatih lokal untuk menakhodai Timnas Indonesia?
Sejumlah nama mulai bermunculan, mulai dari Jesus Casas (eks pelatih Irak), Bojan Hodak (Persib Bandung), hingga Bernardo Tavares (eks PSM Makassar).
Namun, hingga kini belum ada pengumuman resmi dari PSSI terkait arah pembinaan selanjutnya.
Yang jelas, suara publik sudah bulat: mereka ingin melihat Timnas Indonesia bangkit, bermain penuh semangat, dan punya arah yang jelas menuju masa depan yang lebih baik.