Maka perang terhadap subsidi listrik harus fokus pada petang sampai menjelang tengah malam. Saat seperti itulah listrik paling banyak digunakan. Bukan siang hari. PLN terpaksa mengatasinya dengan cara apa pun –termasuk bakar BBM yang mahal.
Itu karena PLTS seperti Cirata –dan sejenisnya– tidak bisa menghasilkan listrik di malam hari.
Maka perang terhadap subsidi energi harus dilakukan oleh komandan yang sangat paham energi. Paham sampai ke detil-detilnya. Energi siang beda dengan malam. Pagi beda dengan petang. Jawa beda dengan luar Jawa. Indonesia barat beda dengan Indonesia timur. Yang di Timur sendiri hampir tiap pulau beda pula.
Lebih baik Purbaya konsisten dengan doktrin awalnya: “Kalian yang harus pikir. Kok saya!”.(Dahlan Iskan)