IKNPOS.ID – Harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak sejarah baru. Aset kripto terbesar di dunia ini sukses menembus level 120.000 dollar AS atau sekitar Rp 2 miliar per koin.
Angka fantastis tersebut membuat Bitcoin hanya berjarak tipis dari rekor tertinggi sepanjang masa yang berada sedikit di atas 124.000 dollar AS.
Data CoinMarketCap dan TradingView mencatat bahwa lonjakan harga ini tidak lepas dari arus masuk modal raksasa melalui ETF Bitcoin spot.
Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, volume perdagangan ETF Bitcoin spot dalam sehari mencapai 5 miliar dollar AS, sebuah pencapaian yang langsung mendorong sentimen positif pasar.
“Selain volume besar dari ETF, arus masuk institusional mencapai 676 juta dollar AS. Dari jumlah itu, BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) menyerap sekitar 405 juta dollar AS, sementara Fidelity menambah 1.570 BTC senilai 179 juta dollar AS,” jelas Antony, Sabtu (4/10/2025).
Bitcoin Masuk Fase Price Discovery
Secara teknikal, Bitcoin kini memasuki fase price discovery, yakni fase ketika aset kripto tidak memiliki banyak referensi resistensi harga karena sudah berada di titik tertinggi baru.
Antony menambahkan, ada potensi kuat bagi Bitcoin untuk terus melaju menuju kisaran 128.000–135.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,1 miliar–Rp 2,3 miliar.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa zona support penting masih berada di level 110.000–112.000 dollar AS. Jika Bitcoin jatuh di bawah level ini, tren bisa berubah arah.
Pengaruh Penutupan Pemerintahan AS
Selain faktor ETF dan institusi besar, kondisi geopolitik Amerika Serikat juga memberi dorongan signifikan.
Penutupan pemerintahan (government shutdown) yang memasuki hari ketiga membuat investor beralih ke aset terdesentralisasi seperti Bitcoin.
Dikutip dari CNBC, pada Jumat (3/10/2025) waktu setempat, Bitcoin diperdagangkan naik 2 persen ke level 123.874 dollar AS. Angka ini hanya terpaut sekitar 1 persen dari rekor tertinggi sepanjang masa.
Geoff Kendrick dari Standard Chartered menyebut Bitcoin sudah naik 12 persen dalam sepekan terakhir.