Jembatan Karier ke Dunia Profesional
Bagi Bella, beasiswa Daewoong Foundation bukan sekadar bantuan pendidikan, melainkan peluang nyata untuk menapaki karier profesional di Korea.
“Saya bisa magang langsung di industri farmasi Korea selama tiga bulan. Itu pengalaman berharga sekali, karena saya jadi tahu bagaimana dunia kerja di industri farmasi global,” tuturnya.
Dari pengalaman magang itu, Bella mendapat feedback positif dari atasan, hingga akhirnya ditawari untuk bekerja secara permanen di Daewoong Pharmaceutical Engineering setelah lulus dari SNU.
“Jarang banget ada mahasiswa yang belum lulus tapi sudah ditawari kerja. Saya bersyukur banget bisa mendapatkan kepercayaan itu,” tambahnya.
Tantangan dan Pelajaran di Dunia Farmasi Lintas Budaya
Kini, Bella terlibat dalam berbagai proyek riset dan klinis lintas negara, termasuk uji klinis obat GERD (penyakit asam lambung) yang dilakukan di Indonesia dan Korea. Salah satu tantangan terbesarnya adalah komunikasi lintas budaya.
“Kadang meskipun sama-sama pakai bahasa Inggris, maknanya bisa beda karena budaya. Saya belajar bagaimana menjadi penengah, mendengarkan kebutuhan masing-masing pihak, dan tetap berfokus pada tujuan proyek,” jelas Bella.
Menurutnya, pengalaman tersebut membuatnya lebih terbuka dan menghargai perbedaan cara berpikir antara tim Indonesia dan Korea.
Dari Korea ke Amerika
Bella juga sempat terlibat dalam acara ilmiah bergengsi Digestive Disease Week 2024 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Meski sempat terkendala visa, pengalaman itu tetap menjadi momen berharga baginya.
“Saya bisa berkomunikasi langsung dengan profesor dari Amerika dan melihat bagaimana riset global dijalankan. Walaupun belum bisa berangkat karena visa, tapi pengalaman akademisnya tetap luar biasa,” ujarnya.
Namun, Bella mengaku pengalaman paling berkesan tetap saat memimpin proyek uji klinis obat GERD di Indonesia, karena itu melibatkan banyak pihak dari dua negara dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Masa Depan Industri Farmasi
Sebagai profesional muda di dunia kesehatan, Bella memandang teknologi dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi penggerak utama perkembangan industri farmasi ke depan.
“Sekarang di Korea sudah mulai banyak penggunaan AI di sektor kesehatan. Arah industri farmasi global ke depan akan sangat dipengaruhi teknologi dan konsep personalized medicine di mana obat disesuaikan dengan kondisi unik setiap individu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa peluang untuk generasi muda Indonesia terbuka lebar, asalkan mau terus belajar dan tidak takut bersaing di kancah internasional.