IKNPOS.ID – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali mencuri perhatian dunia. Kali ini, kabar baik datang dari investor asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Ayedh Dejem Group, yang secara resmi menyampaikan minat investasi untuk mengembangkan pusat perbelanjaan dan proyek mixed-use di kawasan inti IKN.
Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa rencana investasi tersebut akan menggarap lahan seluas 10 hektare (Ha).
Dari total luas lahan itu, 8 hektare akan difokuskan untuk pembangunan mal modern, sedangkan 2 hektare sisanya akan diwakafkan untuk pembangunan masjid.
“Dejem, yang [investor] Dubai itu, mau bikin mal. Itu ada 10 hektare, yang 8 [hektare] dibikin mal, yang 2 hektare dia mau wakafkan untuk membangun masjid,” ujar Basuki saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Senin (15/9/2025).
Nilai Investasi Capai Rp3,7 Triliun
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Sudiro Roi Santoso, menambahkan bahwa komitmen investasi dari Ayedh Dejem Group diperkirakan mencapai Rp3,7 triliun. Meski begitu, ia belum dapat memastikan kapan realisasi investasi tersebut akan dimulai.
“Yang 10 hektare itu perkiraan awal sekitar Rp3,7 triliun,” jelas Sudiro singkat.
Menurutnya, pembangunan mal dan kawasan mixed-use ini akan dilakukan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), yang memang menjadi pusat pengembangan awal dari Ibu Kota Nusantara.
Komitmen Dejem Group di IKN
Berdasarkan catatan, komitmen investasi Ayedh Dejem Group ini bukan hal baru. Pada 8 Mei 2025, perusahaan telah menandatangani Perjanjian Kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement/NDA) dengan Otorita IKN. Hal ini menandai langkah awal masuknya Dejem Group dalam proyek pembangunan Nusantara.
CEO Dejem Group, Zed Ayesh, menegaskan bahwa proyek mixed-use development di IKN akan dijalankan secara bertahap mengikuti pertumbuhan kawasan.
Tak hanya fokus pada bisnis, Dejem Group juga menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Mereka berencana mengakuisisi tambahan lahan seluas 4 hektare, di mana 2 hektare di antaranya akan digunakan untuk pembangunan masjid.
“Kami melihat IKN sebagai simbol masa depan Indonesia yang progresif dan inklusif. Kami sangat percaya bahwa investasi di Nusantara bukan hanya keputusan bisnis, tetapi juga kontribusi nyata dalam membangun pusat peradaban,” ujar Zed Ayesh.



