Saya beli kebab di pinggir jalan di seberang Masjid Bin Walid. Sambil memandang ke arah masjid yang berhalaman luas itu. Satu gulung kebab dua dolar Amerika. Dua kebab empat dolar. Saya sodorkan lembaran lima dolar. Kembaliannya uang Suriah –12.000 pound. Berarti pound Syria sedikit lebih kuat daripada mata uang rupiah.
Itulah makan siang kami berempat: saya, Janet, suami, dan Gus Najih Arromadoni. Makannya di atas mobil. Masih 2,5 jam lagi baru sampai Aleppo.
Saya perhatikan caranya membuat kebab. Tiga lembar roti tipis-bundar ditaburi irisan ayam. Lalu diberi kentang goreng French fries. Digulung. Gulungan itu dioleskan ke minyak panas yang menetes dari tandan ayam di atasnya. Sentuhan terakhir itulah yang membuat rasa kebab ini lebih gurih. Atau karena perut yang memang sudah melilit. (Dahlan Iskan)