IKNPOS.ID – Laporan keamanan siber terbaru mengungkap temuan mengejutkan: sebanyak 21.000 perusahaan di Indonesia mengalami insiden kebocoran data akibat penyalahgunaan kredensial yang diekspos melalui perangkat lunak bajakan yang terinfeksi malware.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian besar data yang bocor berkaitan dengan penggunaan platform kecerdasan buatan (AI) populer seperti ChatGPT.
Menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) segera mengumumkan penyusunan Kerangka Kerja Manajemen Risiko AI Nasional sebagai langkah strategis untuk memitigasi ancaman dan memastikan pemanfaatan AI yang aman.
“Menurut Siso Reddit Report, 86% pemimpin bisnis melaporkan kejadian keamanan sejak AI dalam 12 bulan terakhir. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 21.000 perusahaan di Indonesia mengalami kebocoran data dan 89.110 catatan data yang bocor telah dilaporkan,” ujar Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Komdigi, dalam konferensi pers, Selasa 16 September 2026.
Ia menegaskan bahwa angka tersebut adalah ancaman nyata terhadap privasi, kepercayaan publik, dan stabilitas ekonomi nasional.
“Kita tidak bisa mengizinkan AI tumbuh tanpa pelindung. Teknologi yang cerdas tidak akan aman jika tidak dikelola dengan baik, karena bisa menjadi senjata ganda,” tambahnya.
Pemerintah memandang serius isu kebocoran data ini. Selain kerugian finansial, insiden semacam ini dapat mengancam keamanan data pribadi serta ekosistem ekonomi digital nasional.
Edwin menegaskan bahwa Komdigi sedang dalam tahap akhir penyusunan Kerangka Kerja Manajemen Risiko AI, yang akan menjadi panduan resmi bagi penyelenggara sistem elektronik (PSE) dan pengembang AI.
“Kami sedang membangun kerangka manajemen AI secara komprehensif. Kami mendorong penerapan standar internasional seperti ISO/IEC 44201:2023 dan NIST AI RMF. Pendekatan berbasis risiko akan menjadi pedoman, membagi kategori risiko AI menjadi risiko tidak diterima, risiko tinggi, dan risiko rendah atau minimal,” jelasnya.