Pertama, penguatan kelembagaan. Selama ini, ASCOPE lebih banyak berfungsi sebagai forum koordinasi. Untuk menghadapi tantangan baru, diperlukan payung hukum dan tata kelola yang lebih kokoh, melalui ASCOPE Charter dan Governance & Institutional Framework. Piagam ini diharapkan menjadi dasar komitmen bersama dalam kerja sama energi lintas batas.
Kedua, perluasan fokus ke energi bersih. Gas bumi memang masih akan memegang peran penting, tetapi relevansi ASCOPE ke depan ditentukan oleh kemampuannya mengintegrasikan agenda transisi energi.
Pengembangan CCUS, mekanisme perdagangan karbon, hingga peluang hidrogen hijau perlu menjadi bagian dari peta jalan baru organisasi.
Ketiga, peningkatan daya tarik investasi. ASCOPE mendorong skema insentif dan kemudahan regulasi lintas negara untuk menarik investasi energi bersih dan infrastruktur strategis ASEAN.
Keempat, penguatan riset dan inovasi. ASEAN tidak bisa hanya bergantung pada teknologi impor. Kolaborasi penelitian, pembangunan pusat riset bersama, hingga kemitraan dengan swasta dan akademisi akan menentukan seberapa cepat kawasan ini beradaptasi.
Setengah abad lalu, cerita energi ASEAN dimulai dari kilang dan anjungan minyak. Lima puluh tahun kemudian, kini cerita itu berkembang menjadi jaringan pipa gas lintas negara hingga integrasi energi bersih dalam sistem kelistrikan regional.
ASCOPE bukan lagi sekadar forum teknis, tetapi simbol dari tekad ASEAN untuk menavigasi perubahan lanskap energi.
Di tengah dinamika geopolitik dan tantangan dekarbonisasi, kolaborasi energi bukan hanya soal pasokan, melainkan juga tentang kedaulatan, ketahanan, dan keberlanjutan.
Golden Jubilee ASCOPE merupakan momentum emas untuk mendefinisikan babak baru energi ASEAN dengan menegaskan komitmennya menjadi motor penggerak transisi menuju masa depan energi yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif bagi Asia Tenggara.