IKNPOS.ID – Sejumlah wilayah Utama di Kalimantan Timur hari ini, Minggu 3 Agustus 2025, diperkirakan diguyur hujan disertai angin kencang dan petir. Tiga pusat aktivitas regional, Balikpapan, Samarinda, dan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, masuk dalam kategori waspada terhadap hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang, terutama pada rentang waktu siang hingga malam hari.
Berdasarkan data pemantauan cuaca terbaru, Balikpapan diperkirakan akan mengalami cuaca berawan sejak pagi dengan suhu udara berkisar 28°C. Intensitas panas akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncak di kisaran 30°C pada siang hari.
Namun, kondisi atmosfer yang lembap dan tertutup awan tebal berpotensi memicu hujan disertai petir sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 siang. Sore hari akan tetap mendung, sementara potensi hujan kembali muncul menjelang malam, tepatnya antara pukul 20.00 hingga 21.00.
Sementara itu, wilayah Samarinda juga menunjukkan kecenderungan cuaca yang cukup dinamis. Hujan petir diperkirakan terjadi lebih awal, yakni mulai pukul 10.00 pagi dan berlanjut kembali di rentang waktu 13.00 hingga 15.00.
Suhu udara di Samarinda relatif stabil di angka 29–31°C, dengan kelembapan tinggi yang bisa memengaruhi kenyamanan aktivitas di luar ruangan. Warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat berada di area terbuka maupun berkendara di jalan raya yang licin akibat hujan.
Ibu Kota Nusantara yang berlokasi di Kecamatan Sepaku juga tidak luput dari pengaruh cuaca ekstrem. Sejak pagi hingga siang, langit diperkirakan akan terus tertutup awan dengan suhu mencapai 31°C pada puncaknya.
Potensi hujan petir cukup signifikan diprediksi terjadi sekitar pukul 13.00 hingga 14.00, sebelum kondisi kembali menjadi berawan hingga malam hari. Meski suhu udara cenderung menurun pada malam hari ke angka 26–27°C, kelembapan tetap tinggi dan bisa memicu rasa gerah.
Secara keseluruhan, prakiraan cuaca Kalimantan Timur hari ini menunjukkan adanya pola cuaca tropis yang tidak stabil dengan potensi gangguan lokal yang dapat berubah sewaktu-waktu. Kombinasi antara suhu tinggi, kelembapan udara, serta pertemuan massa udara dari daratan dan laut menjadi penyebab utama meningkatnya peluang pembentukan awan konvektif yang memicu hujan petir.