Berbasis teknologi tinggi dan bekerja sama dengan BUMN/BUMD, koperasi ini bukan hanya menjual sembako. Tetapi juga berbagai produk UMKM yang telah dikurasi.
Meskipun program ini memiliki potensi besar, perjalanannya tentu banyak tantangan. Paiman menyebut dua tantangan klasik: permodalan dan rekrutmen anggota.
Harapan Paiman, dan juga harapan banyak pengurus koperasi lainnya, adalah agar koperasi ini dapat berkembang lebih jauh.
Keberadaan Koperasi Merah Putih di Blok M Hub juga menjadi bukti bagaimana program ini bisa menjadi “anchor point” baru. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengunjung, Muhammad Ferozi.
“Secara sosial, kehadiran Kopdes ikut menghidupkan ekosistem entrepreneur lokal,” kata Ferozi.
Injeksi Modal & Membangun Kepercayaan
Keberhasilan sebuah program ekonomi berskala nasional tidak terlepas dari aspek permodalan. Pun kemampuan mengatasi tantangan di lapangan.
KDMP/KKMP dirancang dengan skema dukungan finansial unik. Namun tentu ada rintangan yang perlu diantisipasi dan diatasi secara cermat.
Pemerintah memberikan dukungan finansial kepada setiap KDMP/KKMP dalam bentuk dana hibah. Menariknya, pemerintah tidak selalu mengirimkan permodalan dalam bentuk uang tunai.
Melainkan dalam bentuk aset atau media yang dapat dimanfaatkan langsung oleh kelurahan atau desa. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan potensi penyelewengan dana atau penimbunan barang.
Hibah bisa berupa peralatan. Seperti komputer dan printer. Bahkan sebagian kecil berupa uang tunai. Di Mekarjaya, Kota Depok misalnya. Ada 63 koperasi Merah Putih menerima bantuan senilai Rp30 juta per koperasi. Bentuknya peralatan.
Selain itu, konsep pinjaman jika dianggap layak, berdasarkan analisis risiko juga diterapkan. Ini berarti koperasi yang telah menunjukkan kelayakan bisnis dan memiliki rencana yang matang dapat mengakses pinjaman tambahan, mendorong kemandirian finansial dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Model ini menjamin dana digunakan secara produktif dan meminimalkan risiko penyalahgunaan.