IKNPOS.ID – Sejak resmi meluncurkan mainnet pada Februari lalu, harga crypto Pi Network terus mengalami penurunan tajam. Dari salah satu koin yang sempat populer, kini Pi meredup.
Pada Senin (11/8), harga Pi tercatat di $0,3985, turun sekitar 87% dari titik tertinggi tahun ini. Meski begitu, analisis teknikal menunjukkan ada peluang harga Pi kembali bangkit dalam waktu dekat.
Mengutip Crypto News, grafik 12 jam Pi memperlihatkan beberapa pola bullish. Salah satunya adalah pola double-bottom di kisaran $0,40 dengan neckline di $1,6640. Pola ini biasanya menjadi sinyal awal kenaikan harga signifikan.
Selain itu, Pi juga membentuk pola falling wedge, yaitu dua garis tren menurun yang makin menyempit dan sering diikuti oleh breakout bullish.
Beberapa indikator teknikal lainnya juga memberi sinyal positif:
- Bollinger Bands semakin menyempit, indikasi potensi pergerakan besar.
- RSI naik dari level oversold (19,7) ke 52.
- Percentage Price Oscillator membentuk crossover bullish.
- Pi disebut sedang dalam fase akumulasi berdasarkan teori Wyckoff, ditandai volume rendah dan pergerakan harga mendatar.
- Jika tren ini berlanjut, harga Pi berpotensi naik ke $1, atau sekitar 154% dari harga sekarang.
Faktor yang Bisa Mendorong Kenaikan Harga Pi
Beberapa katalis yang dapat mengangkat harga Pi antara lain:
Reli pasar crypto – Bitcoin mendekati harga tertinggi sepanjang masa, yang bisa memicu musim altcoin dan ikut mengangkat Pi.
Listing di bursa besar – Jika Pi masuk ke bursa terkemuka seperti Binance, Coinbase, HTC, atau Upbit, lonjakan harga signifikan bisa terjadi.
Contohnya, Floki naik tajam setelah masuk Robinhood, dan TOSHI serta Worldcoin melesat setelah listing di Binance.
Pengumuman dari pengembang – Langkah menuju desentralisasi dan kebijakan penjualan token yang lebih jelas bisa membantu mengatasi masalah distribusi token saat ini.
Meski peluang naik terbuka, investor tetap disarankan memantau pergerakan pasar dengan cermat dan memahami risiko yang ada sebelum mengambil keputusan.