5. Tekanan Sosial dari Teman Sebaya
Bermain di Roblox tidak hanya soal game, tapi juga soal hubungan pertemanan.
Kalau teman-temannya aktif main, anak bisa merasa takut ketinggalan (fear of missing out).
Efeknya, waktu bermain diatur oleh ritme grup, bukan oleh kebutuhan pribadi.
6. Sistem Transaksi Mikro Robux
Robux adalah mata uang virtual di Roblox yang bisa dibeli dengan uang sungguhan.
Anak-anak sering membeli item kosmetik atau akses khusus tanpa benar-benar mengerti nilai uang.
Kalau tidak diawasi, ini bisa melatih kebiasaan konsumtif sejak dini.
Tips: Aktifkan batas belanja di akun atau minta konfirmasi pembelian setiap kali transaksi.
7. Target Utama: Anak dan Remaja
Visual warna-warni, hadiah instan, dan interaksi sosial di Roblox memang dirancang untuk kelompok usia muda.
Anak usia 8–16 tahun punya kontrol diri yang belum matang, sehingga lebih rentan terhadap sistem penghargaan instan ini.
Perlu Pendampingan, Bukan Larangan Total
Roblox bukan sepenuhnya buruk ia juga mengajarkan kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan digital.
Namun, fitur adiktifnya harus dipahami supaya anak tidak terjebak bermain berjam-jam tanpa kontrol.
Langkah yang bisa diambil orang tua:
-
Tetapkan jadwal bermain yang jelas
-
Gunakan parental control di perangkat
-
Ajak anak berdiskusi soal nilai uang sebelum membeli Robux
-
Dorong aktivitas offline seperti olahraga, membaca, atau hobi lain
Dengan pendampingan yang tepat, anak tetap bisa menikmati Roblox tanpa terjebak dalam lingkaran kecanduan digital.