6. El Salvador – ±6.000 BTC
Sebagai negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, El Salvador kini memiliki lebih dari 6 ribu BTC.
Bitcoin bahkan dipakai untuk membiayai proyek infrastruktur dan pariwisata.
Posisi Indonesia: Masih Tahap Eksplorasi, Tapi Potensinya Besar
Saat ini, Indonesia belum punya cadangan Bitcoin resmi di tingkat pemerintah, sehingga belum masuk ke daftar peringkat dunia.
Namun, pada 2025 wacana untuk memasukkan Bitcoin ke cadangan nasional mulai ramai dibicarakan.
Beberapa poin penting di Indonesia:
-
Pemanfaatan Energi Terbarukan: Rencana menambang Bitcoin dengan energi panas bumi (geothermal) dan hidro.
-
Konsultasi Strategis: Beberapa organisasi, termasuk Bitcoin Indonesia, sudah mempresentasikan potensi cadangan Bitcoin ke pemerintah.
-
Diversifikasi Aset: Upaya memperluas portofolio cadangan negara, tak hanya emas dan valuta asing.
Kalau rencana ini jadi, Indonesia bisa masuk daftar negara pemilik Bitcoin terbesar di Asia Tenggara.
Tabel Cadangan Bitcoin Pemerintah Dunia 2025
Peringkat | Negara | Estimasi Cadangan BTC |
---|---|---|
1 | Amerika Serikat | ±198.000 |
2 | China | ±194.000 |
3 | Inggris Raya | ±61.000 |
4 | Ukraina | ±46.351 |
5 | Bhutan | ±11.000–13.000 |
6 | El Salvador | ±6.000+ |
– | Indonesia | Tahap eksplorasi |
-
Aset Lindung Nilai: Mirip emas, Bitcoin bisa jadi penyimpan nilai jangka panjang.
-
Diversifikasi Cadangan: Tidak bergantung hanya pada dolar AS atau emas.
-
Potensi Pertumbuhan Nilai: Bitcoin masih berpotensi naik dalam jangka panjang.
-
Akses Ekonomi Digital: Memperkuat posisi negara di ekosistem keuangan global yang makin digital.
Kepemilikan Bitcoin oleh pemerintah kini bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi bagian dari strategi ekonomi dan keuangan nasional di banyak negara.
Amerika Serikat dan China memimpin, sementara Bhutan dan El Salvador membuktikan negara kecil pun bisa memanfaatkannya.