Dalam praktiknya, sakelar ini digunakan saat proses menyalakan mesin di darat, biasanya dari posisi CUTOFF ke RUN. Setelah penerbangan selesai dan pesawat mendarat, pilot akan kembali memindahkannya ke posisi CUTOFF untuk mematikan mesin.
Sakelar ini juga berperan penting dalam situasi darurat, seperti ketika terjadi kebakaran atau kerusakan pada mesin, di mana aliran bahan bakar harus dihentikan secepat mungkin untuk mencegah ledakan atau kerusakan lebih parah.
Karena fungsinya yang sangat sensitif, sebagian besar sistem penerbangan modern telah merancang pengaman atau konfirmasi ganda agar sakelar ini tidak mudah tersentuh secara tidak sengaja. Namun jika terjadi kesalahan teknis atau human error, konsekuensinya bisa fatal.
Detik-Detik Jatuhnya Air India dalam Rekaman
Data dari perekam penerbangan menunjukkan momen krusial terjadi hanya beberapa detik setelah pesawat lepas landas. Dua sakelar utama yang mengatur aliran bahan bakar ke mesin tiba-tiba berpindah dari posisi aktif (run) ke posisi mati (cut off), satu per satu, dalam selang waktu sekitar satu detik. Akibatnya, kedua mesin mulai kehilangan daya dorong secara drastis.
Dalam rekaman kokpit, terdengar salah satu pilot dengan nada terkejut menanyakan alasan pemutusan bahan bakar tersebut. Pilot lainnya membantah telah menyentuh sakelar itu. Tidak dijelaskan siapa dari keduanya, kapten atau kopilot, yang mengucapkan masing-masing pernyataan, namun jelas bahwa ada kebingungan di antara kru soal apa yang sebenarnya terjadi.
Tak lama setelah itu, sakelar bahan bakar kembali diaktifkan ke posisi semula (run). Dalam kondisi normal, perpindahan dari cut off ke run seharusnya memicu sistem otomatis untuk menyalakan kembali mesin. Namun karena semuanya berlangsung begitu cepat dan pesawat telah kehilangan ketinggian secara drastis, upaya tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan penerbangan. Pesawat akhirnya jatuh sebelum mesin sempat pulih sepenuhnya. *