Beberapa komentar pengguna yang viral di forum X (sebelumnya Twitter) dan Reddit menyuarakan kekecewaan:
“Kita staking tapi nggak dapat apa-apa. Sama aja nyumbang buat aplikasi orang,” tulis netizen.
“Kalau niat bantu ekosistem sih bagus. Tapi harusnya jelas dari awal, ini bukan model staking biasa,” ujar akun lainnya.
Pengembang Minta Komunitas Fokus ke Nilai Jangka Panjang
Menanggapi kegaduhan ini, perwakilan tim pengembang kembali menekankan bahwa fitur staking ini adalah langkah menuju desentralisasi berbasis komunitas, bukan ajang mencari profit.
“Kami percaya, mendukung ekosistem harus melibatkan nilai-nilai non-finansial. Dengan staking seperti ini, pengguna berperan dalam menyeleksi aplikasi yang benar-benar berguna bagi jaringan,” tulis pengembang dalam pengumuman resminya.
Mereka juga menegaskan bahwa mekanisme ini bukan bagian dari monetisasi, melainkan cara untuk mendorong developer membangun aplikasi berkualitas dan mendapat dukungan nyata dari komunitas.
Apakah Ini Langkah Mundur?
Beberapa analis blockchain menyebut langkah ini sebagai “tidak konvensional tapi inovatif.” Meski tidak menjanjikan imbal hasil langsung, namun bisa menjadi cara untuk mengontrol sirkulasi PI di tengah tekanan jual yang meningkat, terutama menjelang tanggal 4 Juli 2025 ketika lebih dari 19 juta token PI dijadwalkan akan “unlock” secara massal.
Penguncian token melalui staking jenis ini bisa memberi efek deflasi sementara, menekan jumlah token yang tersedia di pasar, meskipun sifatnya sukarela dan tanpa imbal hasil. *