Penggunaan aplikasi serupa pernah terlihat pada demonstrasi besar di Hong Kong tahun 2019, di mana para aktivis menggunakan teknologi mesh untuk tetap bisa saling berkomunikasi saat akses ke internet diblokir.
Selain mengandalkan teknologi yang memungkinkan komunikasi offline, Bitchat juga didesain dengan fokus tinggi terhadap privasi pengguna. Setiap pesan yang dikirim bersifat sementara dan tidak akan disimpan di server mana pun.
Informasi komunikasi hanya berada di perangkat pengguna dan akan hilang secara otomatis setelah waktu tertentu. Aplikasi ini juga tidak meminta pengguna untuk mendaftar dengan nomor telepon, alamat email, atau informasi pribadi lainnya.
Lebih jauh lagi, Bitchat menawarkan sejumlah fitur tambahan yang mendukung kenyamanan dan keamanan komunikasi, seperti “rooms” atau ruang obrolan grup yang bisa diamankan dengan kata sandi.
Tersedia pula fitur store-and-forward, yang memungkinkan pesan dititipkan sementara di perangkat lain ketika penerima sedang offline, dan akan langsung dikirim saat penerima kembali online.
Dalam pengembangan ke depan, Dorsey juga menyampaikan bahwa aplikasi ini akan dilengkapi dengan dukungan terhadap WiFi Direct, sebuah teknologi yang memungkinkan transfer data antarperangkat dengan kecepatan tinggi dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan Bluetooth.
Dengan pendekatan yang mengutamakan desentralisasi, privasi, dan kemampuan berkomunikasi tanpa internet, Bitchat bisa menjadi solusi komunikasi alternatif yang sangat relevan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pengawasan digital dan pembatasan akses informasi. *