“Kalau listing dilakukan sebelum semua siap, harga token Pi bisa terlalu fluktuatif dan merugikan penambang awal. Kita harus utamakan utilitas, bukan spekulasi harga,” tulis seorang moderator komunitas Pi di Asia Tenggara dalam unggahan diskusinya.
Pandangan ini diamini oleh beberapa pengembang dApp internal, yang berpendapat bahwa nilai riil Pi hanya akan terbentuk bila token digunakan secara luas dalam aplikasi nyata—bukan sekadar sebagai aset spekulatif di bursa.
Kapan Listing Akan Terjadi?
Secara umum, tidak ada tenggat waktu pasti kapan Pi akan listing di bursa global. Namun, sinyal teknikal yang mendekati kesiapan terlihat dari beberapa aspek:
1. Mainnet Tertutup Masih Berlaku
Pi saat ini masih dalam fase enclosed mainnet, di mana transfer antar akun dibatasi dan hanya aplikasi internal yang dapat menggunakan token.
2. Proses KYC Masih Berlangsung
Hingga pertengahan 2025, masih banyak pengguna yang belum menyelesaikan verifikasi KYC dan migrasi token. Tim Pi ingin memastikan sebagian besar jaringan telah tervalidasi secara identitas sebelum membuka pasar global.
3. Ekosistem dApp Masih Dibangun
Tim inti terus mendorong pengembangan aplikasi di dalam jaringan Pi sebelum membiarkan token ini memasuki ekosistem eksternal seperti bursa.
Jika tren ini terus berlanjut, maka sangat mungkin listing akan terjadi setelah Open Mainnet diumumkan secara resmi, dengan seluruh pengguna telah melewati proses KYC dan ekosistem aplikasi internal berjalan stabil.
Potensi Jika Listing Terealisasi
Jika nantinya token Pi benar-benar listing di bursa besar seperti Binance atau Coinbase, maka akan ada beberapa dampak langsung:
- Peningkatan likuiditas dan transparansi harga
- Adopsi global yang lebih luas
- Potensi spekulasi tinggi pada fase awal
- Kemungkinan listing lebih lanjut di bursa regional seperti Indodax atau Tokocrypto
Namun, semua itu juga membawa risiko seperti volatilitas ekstrem, aksi jual massal, dan potensi manipulasi harga jika ekosistem belum cukup kuat.