IKNPOS.ID – Pelaku pasar aset kripto dalam negeri merespons penurunan harga Bitcoin yang mencapai di bawah 105.000 dolar AS di tengah memanasnya ketegangan geopolitik dan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif dan spot, sebagai proses yang normal.
Penurunan terjadi saat serangan Israel terhadap Iran tengah menjadi pusat perhatian, mendorong para investor lebih memilih untuk mencari instrumen yang lebih aman dan menjauh dari risiko sehingga memberikan tekanan negatif yang luas bagi pasar kripto.
“Ini memang sebuah proses yang normal dan masih sehat di tengah uptrend yang tengah terjadi,” ujar Vice President Indodax Antony Kusuma dalam keterangannya di Jakarta, Jumat
Investor, lanjutnya, tengah melakukan proses pengambilan reposition, sambil menunggu momentum yang lebih matang untuk melangkah lebih jauh.
Berdasarkan data Coinglass, likuidasi mencapai 1,148 juta dolar AS, Volume perdagangan Bitcoin juga mencapai 369 miliar dolar AS, sementara total kapitalisasi pasar kripto turun 3,38 persen.Ethereum (ETH) turun 9,5 persen, XRP turun 5,71 persen, dan Solana (SOL) turun 10,16 persen.
Antony menilai bahwa proses likuidasi massal saat ini bukan sebuah sinyal negatif yang harus ditakuti, tapi justru sebuah pembersihan leverage yang memang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pasar.
“Ini seperti proses detoksifikasi. Pasar tengah membersihkan posisi yang dianggap overleveraged sehingga nantinya pergerakan lebih sehat dan lebih matang saat terjadi rebound,” katanya.
Dia menekankan investor yang mampu menjaga visi jangka panjang dan mampu melakukan pembelian saat terjadi kepanikan justru dapat memperoleh peluang yang lebih besar.
“Ketidakpastian memang selalu menjadi tantangan, tapi juga peluang, jika kita mampu belajar dan menjaga mental yang matang saat terjadi gejolak di pasar,” ujarnya.
Antony juga mengimbau investor untuk belajar lebih mandiri, melakukan riset, dan memahami instrumen yang dibelinya, bukan hanya berdasarkan rumor atau pergerakan sesaat.
“Ini saatnya melakukan due diligence, mencari peluang yang sesuai dengan visi dan toleransi risiko masing-masing, sehingga dapat mencapai tujuan investasi yang lebih matang dan maksimal,” katanya.