IKNPOS.ID – Untuk pertama kalinya sholat Iduladha digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat, 6 Juni 2025. Suasana khidmat dan penuh kebersamaan menyelimuti pelaksanaan ibadah tersebut.
Bertempat di Lapangan Sentra Massa, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), IKN, ratusan warga Sepaku dan sekitarnya hadir dengan semangat tinggi untuk merayakan Hari Raya Kurban bersama Otorita IKN.
Meskipun sempat diguyur gerimis ringan, cuaca segera membaik dan mendukung jalannya ibadah. Langit cerah yang menyambut pagi menjadi pertanda berkah tersendiri bagi warga yang datang sejak subuh.
Salat berjamaah ini dipimpin oleh Ustadz Muhammad Shaleh sebagai imam, dengan khotbah disampaikan oleh Prof. Dr. Agus Rubianto, Rektor Institut Teknologi Kalimantan.
Kehadiran Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menambah semangat para jamaah. Basuki yang turut melaksanakan salat berjamaah, mengaku terharu melihat antusiasme masyarakat yang begitu besar untuk hadir dan merayakan Iduladha perdana di jantung ibu kota masa depan Indonesia.
“Saya bahagia sekali bisa bersama semuanya di sini. Ternyata antusias warga Sepaku dan sekitarnya luar biasa. Alhamdulillah, saya bisa merasakan langsung semangat kebersamaan mereka,” ujar Basuki.
Sementara itu, Camat Sepaku, Gamaliel Abimanyu, menyampaikan apresiasinya kepada OIKN atas terselenggaranya kegiatan keagamaan ini. Ia menyebut momentum ini sangat penting sebagai penguat relasi antara pemerintah dan masyarakat lokal.
“Ini adalah langkah yang baik dalam membangun sinergi antara masyarakat dan Otorita. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, apalagi menjelang perayaan-perayaan besar keagamaan lainnya,” ucapnya.
Tak sedikit warga yang berharap agar pelaksanaan salat Iduladha dan Idulfitri secara terbuka seperti ini bisa menjadi agenda rutin di IKN.
Selain sebagai wadah ibadah, kegiatan ini juga dinilai efektif dalam mempererat keharmonisan sosial di tengah proses pembangunan ibu kota baru.
Iduladha perdana di IKN menjadi lebih dari sekadar perayaan keagamaan. Tapi menjadi simbol tumbuhnya komunitas yang hidup, spiritual, dan inklusif di kota yang sedang tumbuh sebagai peradaban masa depan Indonesia.