IKNPOS.ID – Di saat dunia tengah diselimuti ketegangan usai serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, pasar kripto global mengalami guncangan hebat.
Harga Bitcoin sempat menyentuh titik terendah dalam beberapa pekan terakhir, dan altcoin lainnya pun ikut terkoreksi tajam. Namun, ada satu fenomena menarik yang terjadi di Indonesia: harga Pi Network (PI) justru tetap stabil di tengah badai.
Dengan kisaran harga antara Rp55.000 hingga Rp60.000 per 1 PI di pasar P2P (peer-to-peer) dan komunitas OTC lokal, Pi Network seolah tak goyah menghadapi tekanan global. Apa sebenarnya yang membuat harga Pi di Indonesia tetap bertahan saat kripto lain tersungkur?
Ketegangan Global Guncang Pasar Kripto
Krisis bermula dari serangan mendadak Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Pasar global langsung bereaksi keras. Bitcoin (BTC) turun tajam hingga menyentuh level di bawah US$100.000, dan altcoin seperti Ethereum, Solana, dan lainnya ikut rontok.
Investor besar, terutama institusi finansial, mulai menarik dana mereka dari aset-aset berisiko seperti kripto. Hal ini menyebabkan sentimen bearish menyelimuti hampir seluruh sektor mata uang digital.
Pi Network Tetap Stabil: Kejutan dari Indonesia
Menariknya, harga Pi Coin di Indonesia tidak mengalami koreksi tajam. Di tengah badai global, pergerakan harga Pi justru cenderung datar dan terjaga. Beberapa analis bahkan menyebut stabilitas ini sebagai “fenomena unik” dalam pasar kripto Indonesia.
Lonjakan Transfer dari Luar Negeri Picu Tanda Tanya
Namun, bukan berarti tidak ada kekhawatiran. Berdasarkan data dari explorer testnet Pi Network, volume transfer dari dompet yang teridentifikasi milik pengguna luar negeri menunjukkan lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir. Aset-aset ini mengalir masuk ke dompet-dompet lokal Indonesia.
Hal ini memicu perdebatan di komunitas Pi, terutama di grup Telegram dan X (Twitter). Beberapa menduga bahwa transfer besar-besaran ini adalah tanda listing resmi akan segera dilakukan.
Tapi tak sedikit juga yang khawatir akan terjadinya dumping besar oleh pemegang awal dari luar negeri.