Pendekatan kolaboratif melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat seperti BOSF dan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, serta komunitas lokal.
Upaya ini telah menghasilkan berbagai program konservasi, seperti rehabilitasi orangutan di Samboja Lestari, penanaman kembali pohon asli Kalimantan, serta pembangunan koridor buatan untuk membantu satwa melintasi area pembangunan.
Langkah-langkah ini bertujuan mengurangi potensi konflik dan menjaga kelangsungan hidup satwa liar.
Selain pelatihan teknis, Otorita IKN juga menekankan pentingnya edukasi lingkungan bagi masyarakat sekitar dan seluruh warga IKN.
Program edukasi ini menyasar sekolah, komunitas adat, dan pemangku kepentingan lokal untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan hidup selaras dengan alam.
Edukasi ini menjadi pondasi untuk membangun budaya hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang akan menjadi ciri khas IKN sebagai kota hutan masa depan.
Dengan pelatihan mitigasi konflik satwa liar ini, Otorita IKN memperkuat komitmen membangun IKN bukan hanya sebagai pusat pemerintahan modern.
Tetapi juga sebagai contoh kota yang harmonis dengan alam. Pendekatan ini menjadi model bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia, yang mengedepankan keseimbangan antara pembangunan manusia dan pelestarian lingkungan.