Perpisahan Sekolah Boleh, Asal Sederhana
Meskipun wisuda formal dilarang, Dedi tidak sepenuhnya menutup pintu bagi acara perpisahan sekolah.
Ia memperbolehkan kegiatan tersebut asal diselenggarakan secara sederhana di lingkungan sekolah, dengan melibatkan semua siswa dan tenaga pendidik.
“Di sekolah, anak-anak bisa main teater, bisa main musik, kan ada pendidikan seni di sekolahnya. Kan bisa ditonton oleh mereka,” ucapnya.
Menurut Dedi, konsep sederhana ini jauh lebih mendidik sekaligus tetap memberi ruang bagi anak-anak untuk merayakan momen kelulusan tanpa memberatkan finansial orang tua.
Apakah Debat Setting-an?
Saat kembali ditanya apakah debat dengan Aura Cinta itu merupakan bagian dari skenario atau setting-an, Dedi hanya menjawab santai:
“Saya tidak tahu. Saya menganggap anak itu ikhlas.”
Dengan jawaban ini, Dedi seolah menutup spekulasi tanpa memperpanjang polemik. Yang jelas, baginya, keberanian anak muda untuk berbicara di depan pemimpin adalah sesuatu yang perlu dihargai, tak peduli dari mana pun asal usulnya.
Kisruh soal Dedi Mulyadi larangan wisuda terus menjadi perbincangan hangat. Namun, Gubernur Jawa Barat itu tetap konsisten wisuda resmi di sekolah dilarang demi keringanan beban orang tua, sementara perpisahan sederhana tetap diperbolehkan.
Sikap Dedi yang memilih berpikir positif terhadap remaja pengkritiknya menunjukkan contoh bagaimana pejabat publik harus merespons suara masyarakat, termasuk dari kalangan muda.
Dengan kebijakan ini, diharapkan dunia pendidikan di Jawa Barat bisa tetap fokus pada esensi: bukan kemewahan selebrasi, tapi kualitas pembelajaran dan solidaritas sosial.