Amerika hingga Korea Jadi Calon Mitra Nuklir Indonesia
Sejumlah negara maju sudah menyatakan ketertarikannya untuk menjadi mitra dalam proyek PLTN Indonesia. Negara-negara potensial tersebut antara lain:
-
Amerika Serikat
-
Rusia
-
Tiongkok
-
Korea Selatan
-
Jepang
-
Kanada
Kerja sama ini tidak hanya mencakup pendanaan dan teknologi, tapi juga transfer pengetahuan dan pelatihan SDM Indonesia agar mandiri dalam jangka panjang.
PLN Siap Menyesuaikan Komposisi Pembangkit
Direktur Utama PT PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, membenarkan bahwa PLTN sudah resmi masuk dalam RUPTL terbaru.
Menurutnya, pengembangan PLTN akan dilaksanakan bersamaan dengan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) seperti:
-
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
-
PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin)
-
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Chairani menyebut bahwa komposisi energi masa depan akan mengikuti Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2024–2060.
PLTS akan menjadi tulang punggung, disusul PLTB dan PLTA. Sementara itu, PLTU berbasis batu bara secara bertahap akan dikurangi.
Menuju Masa Depan Energi Bersih
Masuknya PLTN ke dalam RUPTL 2025–2034 menunjukkan bahwa Indonesia mulai serius bertransformasi ke energi rendah karbon. Ini sejalan dengan komitmen Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Namun, tantangan yang dihadapi tak ringan. Mulai dari isu keselamatan, penerimaan masyarakat, hingga pendanaan dan teknologi harus dikelola dengan cermat.
Tapi jika dikelola dengan baik, PLTN bisa menjadi solusi jangka panjang untuk ketahanan energi nasional.