IKNPOS.ID – Pi Network (PI) mengalami penurunan harga signifikan sebesar 61% dalam sebulan terakhir, meskipun telah terintegrasi dengan dompet kripto Telegram.
Integrasi ini sebelumnya diharapkan mampu mendorong harga PI dengan memperluas jangkauannya ke lebih dari 1 miliar pengguna Telegram, tetapi kenyataannya justru sebaliknya.
Setelah pengumuman integrasi, harga PI sempat mengalami kenaikan hampir 1%, tetapi lonjakan tersebut tidak bertahan lama.
Harga token kembali memasuki tren penurunan yang semakin dalam, memperkuat kekhawatiran investor terkait prospek Pi Network.
Tekanan Jual Tinggi: RSI dan BBTrend Masih Bearish
Analisis teknikal menunjukkan bahwa Pi Network masih berada dalam tekanan jual yang tinggi.
Indikator Bollinger Band Trend (BBTrend) telah berada di zona negatif selama 12 sesi berturut-turut, menandakan dominasi penjual di pasar.
Saat ini, BBTrend berada di -22,34, dan mencapai titik terendah -41 pada 21 Maret 2025, mengindikasikan bahwa semakin banyak investor yang melepas kepemilikan PI mereka.
Di sisi lain, Relative Strength Index (RSI) PI memang mengalami sedikit kenaikan dari 23,8 ke 40,45, yang menunjukkan adanya pengurangan tekanan jual.
Namun, RSI masih di bawah level netral 50, yang berarti tekanan beli tetap lemah dan harga masih berpotensi turun lebih lanjut.
Dugaan Scam dan Kontroversi Mempengaruhi Kepercayaan Investor
Salah satu faktor yang turut menyebabkan anjloknya harga Pi Network adalah dugaan skema penipuan (scam) yang masih menyelimuti proyek ini.
CEO Bybit Exchange, Ben Zhou, secara terbuka menyatakan bahwa perusahaannya tidak akan mencantumkan token PI, dengan alasan bahwa proyek tersebut memiliki skema yang mencurigakan.
Selain itu, pendiri dan Chief Investment Officer Cyber Capital, Justin Bons, menyebut Pi Network sebagai “penipuan langsung”, dengan alasan bahwa sistem mining berbasis MLM yang ditawarkannya adalah gimmick dan tidak berkontribusi pada mekanisme konsensus jaringan.
Pi Network sendiri telah membantah semua tuduhan tersebut. Mereka mengklaim bahwa beberapa pihak telah menyamar sebagai perwakilan resmi dan mencoba meminta pencatatan di berbagai bursa seperti Bybit.