IKNPOS.ID – Proyek pembangunan infrastruktur interkoneksi antara Kabupaten Penajam Paser Utara dan Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap berjalan meskipun pemerintah tengah melakukan kebijakan efisiensi anggaran.
Proyek ini tetap diprioritaskan karena memiliki peran strategis dalam mendukung konektivitas serta perekonomian wilayah.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ali Musthofa, mengonfirmasi bahwa proyek-proyek fisik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 tetap dilaksanakan karena masuk dalam skala prioritas pembangunan.
Jalan KMS-Simpang Empat Ingkur Majapahit hingga Pelabuhan Benuo Taka
Salah satu proyek utama adalah pembangunan Jalan KMS-Simpang Empat Ingkur Majapahit yang menghubungkan ke kawasan Pelabuhan Benuo Taka.
Dengan nilai proyek mencapai Rp51 miliar, infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas menuju Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, sekaligus menjadi jalur utama untuk distribusi ekonomi.
“Infrastruktur jalan ini sangat penting karena terhubung langsung dengan jalur menuju IKN, yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Ali Musthofa.
Pembangunan Pemecah Ombak untuk Mencegah Abrasi
Selain jalan, proyek pemecah ombak di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara juga dipastikan tidak terkena efisiensi anggaran.
Dengan anggaran sekitar Rp4,1 miliar, proyek ini bertujuan mencegah abrasi di Kelurahan Tanjung Tengah, dari Pantai Corong hingga Muara Tunan, dan akan dilanjutkan hingga perbatasan Kelurahan Saloloang sepanjang tiga kilometer dengan material buis beton.
“Dana sebesar Rp4,1 miliar untuk pembangunan pemecah ombak ini tidak mengalami pemangkasan karena proyek ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi,” jelas Ali Musthofa.
Proyek Strategis dengan Bantuan Keuangan Provinsi Kalimantan Timur
Beberapa proyek infrastruktur di Penajam Paser Utara yang didanai oleh bantuan keuangan (bankeu) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga tetap berjalan tanpa terpengaruh efisiensi anggaran. Beberapa di antaranya meliputi:
- Peningkatan Jalan Desa Gunung Mulia – Desa Sebakung Jaya dengan anggaran Rp12 miliar.
- Pembangunan Jalan Desa Sebakung Jaya – Petiku senilai Rp15 miliar.
- Peningkatan Jalan Sarang Alang – Desa Babulu Laut sebesar Rp20 miliar.
Ali Musthofa menambahkan bahwa apabila anggaran proyek fisik terkena rasionalisasi, maka pengurangan dilakukan pada panjang jalan yang dikerjakan, bukan pada pembatalan proyek.
Efisiensi Anggaran pada Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat
Namun, beberapa proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat terkena kebijakan efisiensi anggaran. Beberapa proyek yang terdampak antara lain:
- Pembangunan Jembatan Desa Sebakung Jaya – Petiku dengan anggaran Rp11,9 miliar.
- Peningkatan Jalan Desa Babulu Darat – Desa Sebakung Jaya senilai Rp8,9 miliar.
- Peningkatan Jalan Desa Rawa Mulia – Desa Sumber Sari sebesar Rp11,5 miliar.
Meskipun terdapat efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, pemerintah daerah berkomitmen untuk tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur demi menunjang konektivitas antara Penajam Paser Utara dengan IKN.