Beberapa subsektor yang masih menunjukkan tren positif, antara lain:
- Pengolahan Pupuk dan Turunan Perkebunan: Produk seperti crude palm oil (CPO) tetap menjadi primadona di pasar ekspor.
- Eksplorasi Migas: Perusahaan ENI dari Italia telah memulai eksplorasi migas baru yang berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.
Selain itu, pembangunan industri pengolahan baru juga diharapkan dapat menyeimbangkan dampak perlambatan pada sektor konstruksi.
Optimisme BI dalam Menjaga Inflasi Kaltim di 2025
Di tengah tantangan pertumbuhan ekonomi, BI tetap optimistis dalam menjaga tingkat inflasi di Kaltim pada tahun 2025.
BI memperkirakan inflasi akan berada dalam target nasional, yaitu 2,5 ± 1 persen.
Budi Widihartanto juga menambahkan bahwa realisasi belanja APBD yang saat ini masih tertunda diharapkan dapat segera berjalan untuk menggerakkan perekonomian daerah.
“APBD belum bisa dibelanjakan karena ada efisiensi, nanti kita lihat bagaimana ke depannya,” ujarnya.
Sektor Migas Jadi Pendorong
Perekonomian Kaltim pada Triwulan I 2025 diprediksi mengalami perlambatan, terutama pada sektor konstruksi di IKN akibat kebijakan pemangkasan anggaran.
Namun, sektor industri pengolahan dan migas masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.
Bank Indonesia tetap optimistis bahwa perekonomian Kaltim tetap stabil dengan target pertumbuhan 5,5 persen dan inflasi dalam rentang 2,5 ± 1 persen.