Gaya Atap Pinggul dicirikan oleh lereng di keempat sisinya, masing-masing landai yang bertemu di punggungan. Ciri khas atap pinggul adalah ujungnya berbentuk segitiga. Gaya atap ini menawarkan stabilitas dan Fleksibilitas.
-Stabilitas dan Daya Tahan
Atap pinggul dikenal karena kekuatan dan ketenangannya. Lereng di semua sisi memberikan dukungan dan ketahanan yang kuat terhadap angin kencang, membuatnya populer di daerah rawan bencana.
– Desain Serbaguna
Atap pinggul dapat disesuaikan dengan berbagai gaya arsitektur, dari tradisional hingga modern. Bentuk seperti piramida menciptakan tampilan yang menarik dan seimbang secara visual, menjadikannya pilihan serbaguna untuk bangunan perumahan dan komersial.
– Fleksibilitas Desain
Atap ini dapat disesuaikan dengan kemiringan yang berbeda, memungkinkan fleksibilitas desain. Selain itu, penyesuaian berdasarkan gaya arsitektur, iklim, atau preferensi pribadi yang diinginkan.
Secara keseluruhan, atap pinggul menawarkan desain yang menarik secara visual, stabilitas yang sangat baik, dan drainase air yang memadai.
Fleksibilitas dan daya tahannya menjadikannya pilihan yang sempurna untuk berbagai gaya arsitektur dan wilayah dengan kondisi cuaca yang beragam.
3. Atap Datar: Modern dan Fungsional
Model ini merupakan jenis atap yang memiliki kemiringan minimal atau rendah. Sering kali tampak sebagai permukaan yang sepenuhnya horizontal. Meskipun tidak sepenuhnya datar, atap ini memiliki kemiringan yang sangat sedikit untuk drainase air. Atap datar menawarkan kesan modern dan fungsional dengan fitur utama berikut ini:
-Estetika Modern
Atap datar sering dikaitkan dengan desain arsitektur kontemporer atau modern. Model ini menawarkan tampilan yang ramping, minimalis, dan bersih yang dapat meningkatkan daya tarik estetika keseluruhan suatu bangunan. Atap datar umumnya terlihat di gedung-gedung komersial, rumah tinggal, dan bahkan beberapa bangunan perkotaan atau industri.
– Manfaat Ekonomi
Atap datar dapat lebih hemat biaya dalam konstruksi dan material daripada atap miring. Desain yang sederhana biasanya membutuhkan lebih sedikit material dan tidak terlalu padat karya, sehingga berpotensi mengurangi biaya konstruksi secara keseluruhan.