Kenangan Buruk di Surabaya
Borneo FC masih membawa kekecewaan dari kekalahan tipis 2-1 melawan Persebaya Surabaya pada pekan sebelumnya.
Dalam laga di Stadion Gelora Bung Tomo, Pesut Etam harus bermain dengan 10 pemain sejak babak pertama setelah kiper utama Nadeo Argawinata menerima kartu merah.
Meski demikian, tim menunjukkan perjuangan luar biasa di babak kedua.
“Saya terkesan dengan cara tim bermain di babak kedua. Bahkan dengan 10 pemain, kami masih bisa menguasai pertandingan. Saya melihat lawan sedikit gugup, hanya saja kami kurang beruntung dalam penyelesaian akhir,” ujar Huistra, kala itu.
Namun, ia juga mengkritik keputusan wasit terkait insiden kartu merah Nadeo dan waktu tambahan yang diberikan.
“Jika melihat kembali insiden kartu merah, saya rasa itu bisa jadi bahan evaluasi wasit. Selain itu, waktu tambahan yang diberikan di babak kedua sangat tidak cukup. Kami hitung seharusnya ada 12 menit, tetapi wasit hanya memberikan 5 menit,” tambahnya.
Meski begitu, para pemain tetap menunjukkan mentalitas yang kuat.
Pemain senior seperti Leo Guntara menekankan pentingnya menjaga semangat tim meski hasil sebelumnya mengecewakan.
“Hasil ini tentu mengecewakan, tapi kami harus tetap positif. Pilihannya hanya menang atau belajar. Kali ini kami belajar,” ucap Leo.
Misi Kembali ke Jalur Kemenangan
Laga melawan Persik Kediri menjadi kesempatan bagi Borneo FC untuk kembali ke jalur kemenangan.
Evaluasi mendalam telah dilakukan oleh tim pelatih, dan perubahan strategi akan diterapkan untuk memperbaiki performa di lapangan.
Dukungan dari para suporter di Stadion Batakan diharapkan menjadi tambahan semangat bagi Pesut Etam.
Dengan target untuk mengamankan tiga poin, Borneo FC bertekad memberikan penampilan terbaik mereka di laga penutup tahun ini.