Memasuki pertengahan babak kedua, permainan lebih melambat dan berkutat di lini tengah karena kedua tim berusaha mendominasi pertandingan,mengingat kondisi fisik yang makin terkuras.
Menit ke-81 giliran Arema mendapatkan kartu kuning pertamanya setelah Dalberto mengangkat kaki terlalu tinggi, ketika berduel satu lawan satu dengan Gabriel Furtado.
Selang satu menit, petaka bagi Borneo setelah Lilipaly diganjar kartu merah karena terbukti lewat VAR, ia melakukan pelanggaran berat. Ia menginjak paha dalam dari William Moreira.
Menit ke-90+7 Lokolingoy berhasil mencetak gol, beruntung gol gersebut tidal disahkan,setelah Wasit Sance mengecek VAR dan terbkukti sebelum Lokolingoy mencetak gol, salah satu pemaim Arema handball duluan.
Hingga Wasit Lance meniup pluit panjang, pertandingan harus dibawa ke babak adu penalti karena skor akhir masih imbang 1-1.
Memasuki babak adu penalti, Ronaldo Rodrigues gagal menjadi algojo, setelah tendangannya mampu ditepis dengan Lucas Frigera. Sementara itu, para algojo Singo Edan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Atas kekalahan ini Borneo FC masih belum bisa menghapus kutukan di final piala presiden sejak 2017. Dalam dua laga final sebelumnya, Borneo FC selalu menghadapi Arema FC. Yaitu final Piala Presiden 2017, Borneo FC, saat itu bernama Pusamania Borneo, kalah telak 1-5 dari Arema FC.
Kemenangan ini menjadikan Arema FC sebagai juara Piala Presiden 2024, menambah koleksi trofi mereka di kancah sepak bola Indonesia. Bagi Borneo FC, meskipun harus puas sebagai runner-up, perjalanan mereka hingga ke final tetap patut diapresiasi.
Dengan berakhirnya Piala Presiden 2024, perhatian kini beralih ke persiapan untuk kompetisi domestik lainnya, di mana kedua tim diharapkan untuk terus menunjukkan performa terbaik mereka. (nomorsatukaltim)