Kita berhenti. Menunggu truk lewat dulu. Gantian. Usai melintasi jembatan, mobil kembali menyusuri jalanan tanah.
Beberapa ratus meter ketemu jembatan lagi. Bentuknya sama. Sepi. Tidak ada kendaraan lain.
Hanya mobil yang kita tumpangi. Mobil melintas atas lembaran baja. Tiba-tiba Arul menginjak rem.
“Waduh. Kita nggak bisa lewat sini. Bisa nyangkut ini mobil. Itu cekungannya terlalu dalam,” kata Arul.
Mobil mundur beberapa meter. Arul mengambil sisi kanan. Saat melintas, cekungan itu terlihat. Cukup dalam.
Mobil MPV yang IKNPOS.ID tumpangi pasti tersangkut. Perjalanan dilanjutkan.
“Di depan itu adalah HPK. Sebentar lagi kita lewat sana,” lanjut Adi.
Dari arah kita lewat, HPK terletak di sisi kiri jalan. Di tempat inilah, para pekerja konstruksi IKN tinggal. Jumlahnya ribuan.
Ada yang 3 bulan. 6 bulan. Bahkan ada yang 1 tahun. Tergantung durasi kontrak kerja perusahaannya.
Tapi tidak semua pekerja konstruksi IKN tinggal di situ. Beberapa tinggal di luar lokasi proyek.
Di Sepaku misalnya. Beberapa perusahaan menyewa rumah penduduk. Rumah itu dijadikan mess untuk pekerja.
Harga sewanya lumayan. Per bulan Rp 5 juta – Rp 7 juta. Menurut Adi, tidak ada kewajiban untuk tinggal di HPK.
Yang penting pekerjaan beres. Seperti yang dilakukan PT Siluet Nyoman Nuarta. Mereka membangun mess untuk 300 pekerjanya. Lokasinya di Jalan Negara, Sepaku. Jaraknya sekitar 5-6 Km dari lokasi proyek IKN.
Siang itu, suasana di kompleks HPK ramai sekali. Maklum hari Jumat. Jemuran pakaian milik para pekerja terlihat bergelantungan di dekat jendela.
Di depan gerbang HPK, sejumlah kendaraan keluar masuk. Ramai sekali. Beberapa di antaranya mobil plat B asal Jakarta.
Kompleks HPK tak hanya diisi oleh pekerja proyek. Di sana sudah berdiri 2 bank BUMN: BNI dan BRI.
Kantin juga ada. Tak hanya menyediakan makanan-minuman bagi pekerja konstruksi. Non pekerja juga boleh makan di situ. Tentu harus bayar.
Terdapat pula IPPU Mart. Semacam mini market yang menjual aneka kebutuhan. Masjid pun ada di kompleks ini.
Tak ketinggalan kantor 2 media: LKBN Antara dan LPP RRI. Wajar. Ke-2 media tersebut adalah perusahaan plat merah.
Baca Juga
Wajah Baru Rumah Menteri di IKN: Tampil Elegan dengan Balutan Teknologi Modern
Dari HPK ke KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) tidak jauh. Kurang lebih 12 menit.
Dari kejauhan terlihat Kantor Presiden RI yang didesain Burung Garuda karya Nyoman Nuarta.
Akses menuju KIPP sangat padat. Ramai. Penuh kendaraan. Ada kendaraan berat, truk molen, eskavator, serta beberapa mobil proyek.
IKNPOS.ID tiba di area Ring 1 (Istana Negara, Kantor Presiden, Lapangan Upacara) pukul 12.08 WITA. Kurang lebih 30 menitan dari Rumah Teknologi Nusantara.
Truk berseliweran di area sekitar lapangan upacara yang sudah ditumbuhi rumput hijau.
Pada 17 Agustus mendatang, lapangan itu digunakan untuk Upacara HUT ke-79 RI. Inspektur Upacara: Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di area KIPP ini, puluhan pekerja terlihat sibuk mengerjakan sesuatu. Ada yang mengaspal jalan. Ada pula yang mengeruk tanah di sekitar lapangan upacara.
Proyek pembangunan di KIPP, khususnya di area Ring 1 memang dikebut. Harus selesai. Harus rapi. Harus siap digunakan sebelum 17 Agustus.
Terutama infrastruktur jalan. Ini penting untuk mobilitas selama pelaksanaan upacara nanti.
Terlebih, banyak undangan yang hadir. Termasuk tamu-tamu dari negara lain.
“Pekerja di sini bekerja sampai tengah malam. Karena ada target yang harus diselesaikan. Kita optimis rampung sebelum upacara 17 Agustus,” papar Adi.
Satu-satunya kendala di proyek IKN adalah cuaca. Yaitu hujan. Jika cerah, semua dapat dikerjakan. Beberapa hari sebelumnya, kawasan IKN selalu diguyur hujan.
Dari tempat IKNPOS.ID berdiri, kantor Presiden dan Istana Negara berada di samping kanan.
Sementara gedung Kemenko 3 terletak di sebelah kiri. Sedangkan lapangan upacara persis di depan saya. Luasnya sampai di belakang gedung Kemenko.