IKNPOS.ID-Dalam satu dekade terakhir, pasar mobil listrik asal China terus meningkat di Indonesia dari tahun ke tahun.
Meskipun penjualannya masih belum mampu menyamai penjualan mobil-mobil keluaran produsen mobil asal Jepang seperti Toyota, Daihatsu, atau Honda, mobil listrik asal China masih tidak bisa diremehkan.
Terbukti dari 30 ribu unit mobil listrik China yang berhasil terjual pada tahun 2023 lalu.
Selain itu, industri otomotif China juga berhasil menemukan keunggulannya sendiri dari kendaraan listrik mereka, yaitu mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV).
Untuk kendaraan berjenis BEV sendiri, produsen China lebih unggul dengan penjualan 7.510 unit jika dibandingkan dengan produsen Jepang yang hanya mamu terjual sebanyak 799 unit.
“Kalau kita lihat mobil EV Cina jauh lebih bagus, mereka sering sekali memiliki program dan pengembangannya lebih advanced dan tidak main-main ketimbang Jepang,” Ujar Head of Center of Industry, Trade and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dalam keterangan tertulisnya pada Senin 24 Juni 2024.
Selain itu, Andry menambahkan bahwa industri otomotif China sudah sepenuhnya berfokus kepada EV, sementara pabrik kendaraan Jepang cenderung fokus mengembangkan kendaraan hybrid.
Menurut Andry, hal ini dikarenakan Jepang tidak ingin melakukan perubahan secara besar-besaran kepada teknologi kendaraan.
“Kalau langsung switch ke EV, itu sama saja bunuh diri. Ini yang berbeda dengan Cina yang sudah fokus semua ke EV sehingga mereka tidak punya ketakutan untuk switching. Jepang masih memikirkan hal itu,” Jelas Andry.
Sementara itu, industri otomotif China saat ini memang memandang mobil lebih dari sekadar alat transportasi.
China sendiri memberi penekanan kepada pengemudian otomatis dan kecerdasan buatan, konsep transportasi ramah lingkungan, dan kepemimpinan teknologi dalam produksi industri.
“Saat ini, mobil adalah ‘pusat data seluler’. Industri otomotif masa depan akan menghasilkan ‘ruang pintar’ yang canggih dan terhubung,” Ujar bos Xiaomi Lei Jun, dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Dibandingkan dengan negara lain, pengemudi di China tidak merasa sensitif terhadap pengumpulan data pribadi.
Dengan memanfaatkan data, industri digital yang inovatif mampu mengembangkan algoritma penerapan kecerdasan buatan untuk mengembangkan alat tertentu.(bk)